Remaja, apa ya yang dimaksud dengan remaja?. Remaja tidak bisa dikatakan sebagai anak-anak , tetapi juga belum bisa dikatakan sudah dewasa, oke jadi intinya remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan. Remaja sering disertai dengan sifat positif maupun kenakalannya, berbicara soal kenakalan remaja, remaja cenderung terpengaruh hal negatif yang berada disekitarnya, dalam hal ini peran orang tua, guru, dan lingkungan sangat menentukan perilaku remaja, tapi peran orang tua dan guru lah yang lebih memengaruhinya. Selain dirumah, disekolah remaja juga diajarkan oleh guru bagaimana ia harus bersikap. Telah dijelaskan bahwasanya peran guru juga penting dalam pembentukan karakter remaja, untuk lebih jelasnya, simaklah artikel berikut mengenai peran guru terhadap kenakalan remaja dan cara mengatasi kenakalan remaja tersebut.
Selamat membaca :)
Peran guru terhadap kenakalan remaja
Sebenarnya menjaga sikap dan tidak
tunduk
positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi
semua
orang. Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan
dalam
memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan
pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar
ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi
penerus
bangsa memiliki moral dan akhlak baik juga tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai
remaja
yang baik tidak menjadi pendusta dan tidak terjebak dalam kenakalan remaja .
Guru adalah profesi yang mulia dan
tidak mudah
dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat.
Semua orang
pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran
dan
tanggung jawab seorang guru. Sejak dulu hingga sekarang menjadi seorang guru adalah sebuah tugas mulia, banyak guru yang melakukan tugas sesuai kodratnya ,tapi tak sedikit pula guru yang menyeleweng ataupun mengajarkan hal tidak baik terhadap muridnya.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas
yang
harus dilaksanakan di depan kelas saja,
tetapi seluruh hidupnya memang harus didedikasikan untuk
pendidikan.
Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi juga suri tauladan
yang
digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok
orang
sempurna yang dituntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit
saja sang
guru salah dalam bertutur kata itu akan bertanam sangat mendalam dalam
sanubari
para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui
oleh
sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para
remaja yang
lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat
menjadi
satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak
untuk
dijadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi ayah
dan ibu
yang notabonenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anaknya penerus
bangsa
ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk
tidak
merokok jika seorang ayahnya adalah seorang perokok . akan sulit bagi
seorang
ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika di rumah
sang ibu
selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. Jadi,
bagaimana
mungkin seorang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka
sendiri
nakal?
Suatu siang, saya agak miris melihat
seorang
remaja SMP sedang asyik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya
yang
masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang
terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini.
Apakah si
anak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan
si
anak remaja itu saja. A nak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang
masih
putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta
dan
menulis apa pada selember kertas putih itu. Orang pertama yang patut
disalahkan
mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah(orang tua), di
sekolah(guru),
atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja
tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan kedalam
kenakalan
remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan para remaja tentunya
tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang
dapat
meneggelamkan si anak remaja ke dalam kenakalan remaja, kontrol yang
baik
dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan
akan
dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua
dapat
mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya
jarang
menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya.
Jadi,
jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena si remaja
mencontoh pola
kenakalan para orang tua.
Tidak mudah memang menjadi seorang
guru.
Menjadi guru diharapkan didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan,
bukan
merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang
lain,
tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru
didasari
oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai
generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya guru tidak hanya dipandang
sebagai
profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idealisme seorang guru
harus
dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan
oleh
apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia
bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat
manusia
juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir-akhir ini ada
berita di media masa yang sangat
meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan oknum guru
terhadap
anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid
kencing
berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu, berapa orang
murid
yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan
remaja
yang sangat tidak kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan
kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan
oleh para
remaja belia seperti misalnya kasus-kasus remaja mesum di taman sari
PangkalPinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di
bukit
dialova Pangkal Pinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak, di
tambah lagi
foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu
menunjukkan
kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orangtua
sebagai
guru di rumah, guru di sekolah dan lingkungan (sebagai guru saat
anak-anak para
remaja bermain dan belajar) harus dibentuk. Diawali dengan komunikasi
antara
orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya
akan
saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para
remaja.
Peran lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja
yang ada
di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun
akan
dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak
tanduk si
remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi
perkembangannya, agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat
memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja,
setelah semua
informasi tentang pertumbuhan anaknya didapat, orang tua pun harus
pandai
mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang
guru
nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua
terutama
bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita
bersama-sama
untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita, para remaja
belia,
dengan selalu member contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat
kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah orang tua, guru sekolah dan
lingkungan tempat ia dibesarkan. Seandainya sang guru dapat memberikan
teladan
yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang
benar dan
selamat dari budaya ”kenakalan remaja” yang merusak kehidupan dan masa
depan
para remaja, semoga.
Pertanyaan:
1. Mengapa
kenakalan
remaja seperti pada artikel tersebut dapat terjadi?
●Kenakalan
remaja
yang sering kita dengar banyak sekali berhubungan dengan tindak asusila,
pemakaian narkoba, kekerasan dan juga perkelahian. Hal ini dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) tidak adanya kontrol iman
pada
remaja itu sendiri, artinya remaja tersebut tidak diberikan konsep iman
yang
kuat dari lingkungan keluarga, (2) kurang mendapat kasih saying dan
perhatian
dari orang tua, karena orang tua sibuk dengan urusannya masing-masing,
sehingga
kebutuhan akan kasih saying dan perhatian terabaikan, (3) pengaruh
lingkungan,
kenakalan remaja dapat terjadi karena proses peniruan dari lingkungan,
apabila
lingkungan yang tidak sehat akan member pengaruh negative terhadap
remaja,
misalnya di suatu tempat perkelahian dianggap hal yang biasa, mengisap
narkoba
gaya hidup atau hubungan bebas sah saja, hal ini menanamkan konsep yang
salah
pada para remaja, sehingga ada
sebagian remaja menyatakan bahwa kenakalan
remaja misalnya gaya berpacaran yang berlebihan adalah gaya hidup
modern, tidak
pakai narkoba cemen, tidak bisa merokok anak mami, (4) pengaruh IT,
karena
hal-hal yang berbau fornografi, kekerasasan dengan mudah diakses melalui
internet.
2
.Apakah
perilaku remaja pada artikel tersebut merupakan reaksi yang tepat atas gejolak pada masa remaja?
●tidak,
karena
banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh remaja dalam menjalani masa
remaja
seperti kegiatan berolahraga bersama teman-teman, keiatan kesenian,
pemandu
sorak, outbond, mendaki gunung, kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan
kain-lain.
3.
Siapa
saja yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kenakalan remaja
tersebut dan
apa yang harus dilakukan untuk menangani hal itu?
●yang
bertanggung jawab atas kenakalan remade adalah, orang tua, guru, dan masyarakat disekitar. Yang dapat dilakukan
oleh orang tua adalah memahami pola pikir dan tingkah laku anak remaja,
memberikan kasih saying, perhatian dan memenuhi kebutuhan materi bagi
anak,
menjadi teman dan orang tua bagi anak, mendengarkan keluh kesah anak,
member
penilaian terhadap penampilan anak dengan tidak menyinggung perasaannya.
Yang
dilakukan guru dalam menangani masalah kanaklan remaja antara lain,
menanamkan
konsep apa “kenakalan remaja” menjadi teman bagi siswanya, mendengarkan
pendapat siswa, mengarahkan siswa untuk berprestasi sesuai bakatnya,
melakukan
pendekatan emosional siswa, selalu tanggap atas perubahan sikap siswa,
memberikan bimbingan kepada siswa. Masyarakat dapat menciptakan
lingkungan yang
kondusif bagi warganya, membuat peraturan bagi lingkungan, membuat
kegiatan
yang mengikutsertakan para remaja, member sangsi kepada warga yang
melanggar
aturan untuk membuat efek jera
4.
Bagaimana
cara mencegah dan menangani kenakalan remaja tersebut?
●menanamkan
konsep keimanan yang kuat kepada anak, memberikan kasih saying kepada
anak,
mencukupi kebutuhan materi anak, memberikan peluang kepada anak untuk
melakukan
sesuatu sesuai bakatnya, mendengarkan ketika anak berkeluh kesah,
memberikan
bimbingan kepada anak tentang hal-hal kebaikan, membiasakan anak untuk
peduli
terhadap sesama, memberi pujian ketika mereka melakukan hal-hal positif,
memberikan pendidikan yang berhubungan dengan akibat pergaulan bebas.
5.
Aktivitas
apa saja yang dapat dilakukan untuk menghadapi gejolak pada masa remaja?
Melakukan
aktifitas yang positif, atau menyalurkan hobby dan bakat remaja
diantaranya:
●
berolahraga (volley ball, sepak bola, basket, renang, bowling, outbond
dll)
●kegiatan
kesenian (band, menyanyi, menari, pemandu sorak, fashion, dll)
●kegiatan
keagamaan (mengaji, remaja mesjid, dll)
●melakukan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
copy paste buku Bimbingan dan Konseling SMP untuk kelas VII bukan?
BalasHapusterima kasih yaa, tulisan ini membantu saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak saya.
BalasHapus@ gresthabelle... copy paste/bukan, tulisan ini bisa menolong orang lain dari pada sekedar comment yg tidak membangun, paham ?