Rabu, 25 April 2012

KENAKALAN REMAJA ? No, thank's !

Remaja, apa ya yang dimaksud dengan remaja?. Remaja tidak bisa dikatakan sebagai anak-anak , tetapi juga belum bisa dikatakan sudah dewasa, oke jadi intinya remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan. Remaja sering disertai dengan sifat positif maupun kenakalannya, berbicara soal kenakalan remaja, remaja cenderung terpengaruh hal negatif yang berada disekitarnya, dalam hal ini peran orang tua, guru, dan lingkungan sangat menentukan perilaku remaja, tapi peran orang tua dan guru lah yang lebih memengaruhinya. Selain dirumah, disekolah remaja juga diajarkan oleh guru bagaimana ia harus bersikap. Telah dijelaskan bahwasanya peran guru juga penting dalam pembentukan karakter remaja, untuk lebih jelasnya, simaklah artikel berikut mengenai peran guru terhadap kenakalan remaja dan cara mengatasi kenakalan remaja tersebut. 
Selamat membaca :)

Peran guru terhadap kenakalan remaja

Sebenarnya menjaga sikap dan tidak tunduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang. Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha  agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan akhlak  baik juga tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta dan tidak terjebak dalam kenakalan remaja .
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru.  Sejak dulu hingga sekarang menjadi seorang guru adalah sebuah tugas mulia, banyak guru yang melakukan tugas sesuai kodratnya ,tapi tak sedikit pula guru yang menyeleweng ataupun mengajarkan hal tidak baik terhadap muridnya.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja,  tetapi seluruh hidupnya memang harus didedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi juga suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang dituntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan bertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk dijadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi ayah dan ibu yang notabonenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anaknya penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah seorang perokok . akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika di rumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. Jadi, bagaimana mungkin seorang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang, saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asyik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah si anak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja. A nak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selember kertas putih itu. Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah(orang tua), di sekolah(guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan kedalam kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya  tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat meneggelamkan si anak remaja ke dalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi, jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena si remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua.
Tidak mudah memang menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idealisme seorang guru harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir-akhir ini  ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu, berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus remaja mesum di taman sari PangkalPinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dialova Pangkal Pinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak, di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menunjukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orangtua sebagai guru di rumah, guru di sekolah dan lingkungan (sebagai guru saat anak-anak para remaja bermain dan belajar) harus dibentuk. Diawali dengan komunikasi antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya, agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya didapat, orang tua pun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita, para remaja belia, dengan selalu member contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia dibesarkan. Seandainya sang guru dapat memberikan teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya ”kenakalan remaja” yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.

Pertanyaan:
1.   Mengapa kenakalan remaja seperti pada artikel tersebut dapat terjadi?
●Kenakalan remaja yang sering kita dengar banyak sekali berhubungan dengan tindak asusila, pemakaian narkoba, kekerasan dan juga perkelahian. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) tidak adanya kontrol iman pada remaja itu sendiri, artinya remaja tersebut tidak diberikan konsep iman yang kuat dari lingkungan keluarga, (2) kurang mendapat kasih saying dan perhatian dari orang tua, karena orang tua sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga kebutuhan akan kasih saying dan perhatian terabaikan, (3) pengaruh lingkungan, kenakalan remaja dapat terjadi karena proses peniruan dari lingkungan, apabila lingkungan yang tidak sehat akan member pengaruh negative terhadap remaja, misalnya di suatu tempat perkelahian dianggap hal yang biasa, mengisap narkoba gaya hidup atau hubungan bebas sah saja, hal ini menanamkan konsep yang salah pada para remaja,  sehingga  ada sebagian remaja menyatakan bahwa kenakalan remaja misalnya gaya berpacaran yang berlebihan adalah gaya hidup modern, tidak pakai narkoba cemen, tidak bisa merokok anak mami, (4) pengaruh IT, karena hal-hal yang berbau fornografi, kekerasasan dengan mudah diakses melalui internet.
2 .Apakah perilaku remaja pada artikel tersebut merupakan reaksi yang tepat atas                  gejolak pada masa remaja?
●tidak, karena banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh remaja dalam menjalani masa remaja seperti kegiatan berolahraga bersama teman-teman, keiatan kesenian, pemandu sorak, outbond, mendaki gunung, kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan kain-lain.                        
3.   Siapa saja yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kenakalan remaja tersebut dan apa yang harus dilakukan untuk menangani hal itu?
●yang bertanggung jawab atas kenakalan remade adalah, orang tua, guru, dan  masyarakat disekitar. Yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah memahami pola pikir dan tingkah laku anak remaja, memberikan kasih saying, perhatian dan memenuhi kebutuhan materi bagi anak, menjadi teman dan orang tua bagi anak, mendengarkan keluh kesah anak, member penilaian terhadap penampilan anak dengan tidak menyinggung perasaannya. Yang dilakukan guru dalam menangani masalah kanaklan remaja antara lain, menanamkan konsep apa “kenakalan remaja” menjadi teman bagi siswanya, mendengarkan pendapat siswa, mengarahkan siswa untuk berprestasi sesuai bakatnya, melakukan pendekatan emosional siswa, selalu tanggap atas perubahan sikap siswa, memberikan bimbingan kepada siswa. Masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi warganya, membuat peraturan bagi lingkungan, membuat kegiatan yang mengikutsertakan para remaja, member sangsi kepada warga yang melanggar aturan untuk membuat efek jera

4.   Bagaimana cara mencegah dan menangani kenakalan remaja tersebut?
●menanamkan konsep keimanan yang kuat kepada anak, memberikan kasih saying kepada anak, mencukupi kebutuhan materi anak, memberikan peluang kepada anak untuk melakukan sesuatu sesuai bakatnya, mendengarkan ketika anak berkeluh kesah, memberikan bimbingan kepada anak tentang hal-hal kebaikan, membiasakan anak untuk peduli terhadap sesama, memberi pujian ketika mereka melakukan hal-hal positif, memberikan pendidikan yang berhubungan dengan akibat pergaulan bebas.

5.   Aktivitas apa saja yang dapat dilakukan untuk menghadapi gejolak pada masa remaja?
Melakukan aktifitas yang positif, atau menyalurkan hobby dan bakat remaja diantaranya:
● berolahraga (volley ball, sepak bola, basket, renang, bowling, outbond dll)
●kegiatan kesenian (band, menyanyi, menari, pemandu sorak, fashion, dll)
●kegiatan keagamaan (mengaji, remaja mesjid, dll)
●melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.


2 komentar:

  1. copy paste buku Bimbingan dan Konseling SMP untuk kelas VII bukan?

    BalasHapus
  2. terima kasih yaa, tulisan ini membantu saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak saya.

    @ gresthabelle... copy paste/bukan, tulisan ini bisa menolong orang lain dari pada sekedar comment yg tidak membangun, paham ?

    BalasHapus