Latar Belakang Jepang
Menguasai Indonesia
a. Modernisasi Jepang
Jepang
awalnya merupakan Negara yang menganut sistem isolasi yaitu
sistem dimana negara tersebut menutup diri dari pengaruh bangsa/ negara
lain di luar negaranya. Baru pada tahun 1854, ketika Komodor Matthew
Perry (orang Amerika Serikat) datang ke Jepang dengan tujuan untuk
membuka kota pelabuhan Jepang maka Jepang terbuka bagi negara lain.
Terjalin hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat melalui perjanjian SHIMODA
sehingga sejak itu pelabuhan di Jepang terbuka bagi perdagangan
internasional. Saat itu yang memimpin Jepang adalah Shogun Tokugawa.
Perkembangan
Jepang semakin tampak pada masa pemerintahan Pangeran Mutsuhito
sebagai kaisar dengan gelar Tenno Meiji. Kaisar Meiji melakukan
berbagai perubahan dalam segala bidang yang kemudian dikenal dengan
Restorasi Meiji. Restorasi Meiji adalah perubahan Meiji
dalam segala bidang kehidupan masyarakat guna mengejar ketinggalan dari
bangsa Barat. Pembaharuan dan kebijakan tersebut diantaranya:
Bidang Militer :
1. Jepang menerapkan wajib
militer bagi semua lapisan masyarakat.
2.
Membentuk
tentara nasional.
Untuk mendukung kebijakan
tersebut maka:
ü Jepang membeli peralatan
dan perlengkapan militer dari negara-negara Barat
ü
Jepang
meniru sistem militer dari berbagai negara Barat seperti Angkatan Darat
(dari Perancis dan Jerman), dan Angkatan Laut (dari Inggris)
Sehingga
Jepang telah mampu memiliki tentara nasional yang modern
Bidang Pendidikan :
1. Membentuk Departemen
Pengajaran
2. Memberlakukan wajib
belajar bagi anak-anak usia 6-14 tahun. Di sekolah anak-anak ditanamkan
rasa cinta tanah air dan kaisar
Bidang Perdagangan :
1. Jepang memodernisasi
pelabuhan dan perkapalan sehingga kegiatan perdagangan dapat berkembang
2.
Didirikan
bank-bank
Bidang Industri :
1.
Jepang
mendirikan banyak pabrik yang mendukung perekonomiannya.
2.
Jepang
menghasilkan mesin-mesin persenjataan sendiri.
Kebijakan lain :
Dibentuk sistem pajak baru,
dimana tanah milik daimyo (gubernur militer masa shogun)
dibagikan pada petani sedangkan para daimyo menjadi pegawai pemerintah.
Dengan
modernisasi tersebut maka Jepang menjadi negara maju, negara modern,
negara besar yang sejajar dengan negara-negara Barat.
b.
Akibat Modernisasi Jepang
Modernisasi
Jepang tahun 1868 menyebabkan negara Jepang :
·
Industri
Jepang semakin berkembang dengan pesat
·
Jumlah
penduduk semakin bertambah sementara luas lahan semakin sempit (tidak
sebanding dengan jumlah penduduk)
·
Sebagai
negara yang merasa telah kuat maka Jepang ingin mengikuti negara Barat
yaitu berlomba untuk mendapatkan daerah jajahan. Daerah jajahan tersebut
dapat digunakan sebagai daerah pemasok hasil industri dan daerah
penghasil bahan baku industri.
Keinginan
Jepang untuk mendapatkan daerah jajahan menyebabkan Jepang melakukan
berbagai ekspansi seperti:
1) Jepang ingin menaklukkan
daerah Cina maka pada 1894-1895 Jepang menyerang Cina dan terjadi
perang yang dimenangkan Jepang dengan berhasil menguasai Semenanjung
Liao Tsung dan Pulau Formosa (Taiwan) termasuk daerah Korea.
2)
Jepang
ingin menduduki Manchuria dan dengan terpaksa Jepang harus
menghadapi Rusia yang saat itu berkuasa di Manchuria. Oleh karena
itu terjadi perang Jepang-Rusia (1904-1905), tetapi Jepang tetap saja
menang dan berhasil mendapatkan Port Arthur dan Pulau Sachalin.
Kemenangan Jepang terhadap Rusia ini menyebabkan Jepang semakin kuat
kedudukannya setara dengan negara-negara Barat.
3)
Dalam
Perang Dunia I (1914-1918) ketika Jepang harus melawan Jerman,
dia berhasil menguasai daerah jajahan Jerman di Asia.
4)
1927,
PM. Baron Tanaka (Jepang) merencanakan ekspansi ke Asia dan menguasai
Asia Timur sebab dengan otomatis daerah Asia Selatan dapat dikuasai
pula.
5) 1931 Jepang menyerang Manchuria
dan dapat menguasai ± 6 bulan mendapat perlawanan Cina.
6)
1932
didirikan kerajaan Manchuria dengan Henry Pu-Yi sebagai raja (bekas
raja Cina dari dinasti Manshu)
7)
Pertikaian
Jepang-Cina terus berkobar hingga tahun 1937 terjadi insiden di
atas jembatan Marco Polo (Jepang dengan persenjataan
moderennya mengadakan pendaratan besar-besaran di Cina Utara dan Tengah
menyebabakan Perang Jepang-Cina.
Dari perang Jepang-Cina
maka di mulainya menguasai wilayah Laut Selatan dan Asia Timur.
Sementara itu negara-negara Pasifik semakin memperkuat kedudukannya.
c.
Pengaruh Modernisasi Jepang di Asia Pasifik
1.
Bidang Politik
·
Muncul
gerakan nasionalisme di berbagai negara akibat kemenagan Jepang atas
Rusia untuk menentang imperialisme Barat.
·
Semakin
meningkatnya aktivitas pergerakan nasional Asia setelah berkembangnya
modernisasi Jepang.
· Jepang semakin berusaha
menguasai dunia dengan semboyan “Hakko Ichiu” menurut agama Shinto
menguasai negara lain merupakan sebuah tugas suci untuk memimpin bangsa
lain. Selain itu Jepang adalah saudara tua bangsa Asia dan berkewajiban
untuk menuntun saudara mudanya (bangsa Asia lainnya).
·
Melaksanakan
proses Japanisasi untuk memperluas wilayah kekuasaannya.
·
Jepang
menggantikan kedudukan Imperialisme Barat di Asia.
2.
Bidang Militer
§
Tentara
Jepang dengan pasukan “Kate”-nya (karena orang Jepang pendek) disertai
dengan semangat Bushidonya yang tinggi serta dilengkapi dengan senjata
modern maka jepang selalu berhasil dalam ekspansinya. Hal ini dianggap
sebagai bahaya “Kuning” bagi bangsa Barat (orang Jepang berkulit
kuning).
§ Membentuk persekutuan
Jepang-Inggris “Anglo Japanese Alliance” untuk persiapan Jepang
menghadapi Rusia.
§ Perang Pasifik yang
diprakarsai Jepang menyebabkan negara-negara Barat mempunyai daerah
jajahan di Asia dan membentuk komando gabungan (ABCD Command)
meskipun tetap tidak mampu menghalangi ekspansi Jepang di Asia Tenggara.
3.
Bidang Ekonomi
o Melaksanakan politik Dumping untuk
merebut pasaran hasil industri, dengan sasaran penduduk Asia Tenggara
yang jumlahnya banyak tetapi memiliki daya beli yang rendah.
Produk-produk buatan Jepang segera membanjiri Asia.
o Barang buatan Jepang memperoleh tempat
pemasaran yang luas meskipun telah dibatasi oleh negara barat.
Daerah-daerah di Asia dijadikan sebagai tempat pemasaran sekaligus
penghasil bahan mentah bagi industrinya.
o Perang Pasifik (1914-1945) menyebabkan Jepang
ingin menguasai Asia Tenggara yang kaya bahan makanan, bahan industri
sebagai wilayah supplay untuk menyukseskan Perang asia Timur
Raya.
o
Dengan
program “Hakko Ichiu”, Jepang ingin mempropaganda terbentuknya
persemakmuran bersama “Asia Timur Raya” seperti “Common Wealth of
Nation” dari Inggris.
o
Negara
yang kaya dengan hasil bahan industri bekerjasama dengan Jepang untuk
meningkatkan kemakmuran bersama.
B. MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
Masuknya
Jepang ke Indonesia
diawali dengan :
ü Ketika Perang Dunia ke II,
Jepang ikut terjun dalam perang tersebut. Maka muncul dugaan
berdasarkan analisis politik akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik.
Hal ini terbukti dengan meletusnya perang di Lautan Pasifik pada 8
Desember 1941 yang melibatkan Jepang di dalamnya. Perang ini disebut
dengan “Perang Asia Timur Raya” atau “Perang Pasifik”.
ü
Akibat
dari perang tersebut Belanda yang tergabung dalam front ABCD
(Amerika Serikat, Brittania/ Inggris, Cina, Dutch/ Belanda) melakukan
perang terhadap Jepang.
ü Jepang berhasil menguasai
daerah Asia Tenggara yang lain seperti Muangthai, Filipina, Malaysia dan
Birma. Karena Jepang terlalu kuat maka Hindia Belanda-pun akhirnya
jatuh ke tangan Jepang setelah Belanda yang dibantu Sekutu melakukan
berbagai perlawanan tetapi tetap tidak mampu mengalahkan Jepang.
ü
Selain
itu di Jawa muncul ramalan “Joyoboyo” yang menyatakan bahwa pada
suatu saat Pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning,
meskipun hanya seumur jagung, tetapi setelah itu maka Indonesia
akhirnya akan MERDEKA. Ramalan ini
dipercaya oleh rakyat, oleh karena itu, Jepang memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya kesempatan yang ada tersebut. Sehingga kedatangan Jepang
ke Indonesia 1942 tersebut dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan
sudah semestinya terjadi.
Jepang Menguasai
Indonesia diawali dari:
Ø Menduduki Tarakan (10
Januari 1942) kemudian Minahasa, Sulawesi, Balik Papan, dan Ambon.
Ø
Pada
februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan
Bali. Bagi Jepang Palembang merupakan tempat yang strategis hal ini
dikarenakan letak Palembang diantara Batavia sebagai pusat kekuasaan
Belanda dan Singgapura yang merupakan pusat kedudukan Inggris.
Ø
Di
daerah Jawa Jepang pertama mendarat di Banten kemudian ke Indramayu,
Kragan (Rembang dan Tuban).
Ø
Pada
5 Maret 1942 Jepang menyerang Batavia
Ø
8
Maret 1942 Jepang menyerang Bandung dan berhasil mendudukinya setelah
Belanda menyerah kepada Panglima Jepang, Imamura.
Ø
Sehingga
sejak 9 Maret 1942 Indonesia menjadi daerah kekuasaan Jepang.
C. PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA
Tentara
Jepang yang dikenal dengan Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi
pemerintah militer pada masa pemerintahan Jepang. Sejak tanggal 7 Maret
1942, tentara Jepang memegang kekuasaan militer dan segala kekuasaannya
yang dipegang Gubernur Jendral masa Belanda. Kekuasaan atas wilayah
Indonesia dipegang oleh 2 angkatan perang, yaitu:
1.
Angkatan
Darat (Rikugun)
2. Angkatan Laut (Kaigun)
Dengan
kekuasaan masing-masing, yaitu:
- Jawa dan Madura dengan
pusatnya di Batavia di bawah kekuasaan Rikugun
- Sumatera dan Semenanjung
Melayu dengan pusatnya di Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun
- Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun.
Untuk
menarik perhatian rakyat Indonesia maka Jepang membentuk
organisasi-organisasi militer sebagai pengganti oraganisasi pergerakan
yang ada di Indonesia. Organisasi tersebut diantaranya:
- GERAKAN TIGA A
Mempunyai
semboyan : Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, dan Nippon
Pemimpin Asia. Dipimpin oleh Syamsuddin SH. Tahun 1943, dibubarkan
karena tidak mendapat simpati dari rakyat dan diganti Putera.
- PUTERA (Pusat Tenaga
Rakyat)
Putera dibentuk tahun 1943
dipimpin oleh empat serangkai yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan dibentuk Putera yaitu untuk
membantu Jepang dalam setiap perang yang dilakukannya. Tetapi
Oraganisasi Putera merupakan bumerang bagi Jepang sebab anggota Putera
memiliki nasionalisme yang tinggi.
- PETA(Pembela Tanah Air)
Peta
merupakan organisasi bentukan jepang yang terdiri dari pemuda
Indonesia. Organisasi ini disebut pula Giyugun. Mereka mendapat
latihan militer dari Jepang. Tujuannya untuk memenuhi kepentingan
peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Ternyata perkembangan Peta sangat
membantu Indonesia dalam meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik.
Jenderal
Sudirman dan A.H Nasution bpernah sebagai pemimpin PETA.
1944,
dibubarkan karena terlalu bersifat nasional dan dianggap membahagiakan.
Selain
itu terdapat pula organisasi bentukan Jepang yang lain, seperti: Jawa
Hokokai, Cuo Sangi In, Keibondan (Barisan Pembantu
Polisi), Seinendan(Barisan Pemuda), dsb.
Keberadaan
Jepang di Indonesia menimbulkan perlawanan dari rakyat di
berbagai daerah di Indonesia, seperti :
ü
Daerah
Aceh
Tahun 1942 terjadi
perlawanan di Cot Plieng, Lhok Seumawe dipimpin Tengku Abdul Jalil,
tetapi dapat dipadamkan.
Tahun 1944 muncul
perlawanan di Meureu dipimpin Teuku Hamid dan dapat pula dipadamkan oleh
Jepang.
ü Daerah Indramayu (Karang Ampel, Sindang)
1943
muncul perlawanan dipimpin oleh Haji Madriyan, dkk tetapi berhasil
dipadamkan oleh Jepang.
ü Daerah Sukamanah,
Tasikmalaya
1943 terjadi perlawanan
dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Ia berhasil membunuh kaki tangan
Jepang dan balasannya Jepang melakukan pembunuhan massal terhadap
rakyat.
ü
Blitar
14 Februari 1945 terjadi
pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Supriyadi (putra bupati Blitar)
yang dibantu dr. Ismail, Mudari, Suwondo. Pemberontakan ini mampu
membinasakan orang-orang Jepang di Blitar, Jepang sangat terkejut lagi
pula saat itu Jepang sering mengalami kekalahan dalam perang Asia
Timur Raya atau Perang Pasifik. Akhirnya Jepang mengepung
kedudukan Supriyadi. Melakukan tipu muslihat bahwa jika para pemberontak
menyerah maka mereka akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi
segala tuntutannya. Hal ini berhasil sebab banyak anggota PETA yang
menyerah. Mereka akhirnya di hukum mati maupun meninggal karena disiksa
Jepang.
ü Daerah Kalimantan Barat
Jepang
pernah mengadakan pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat ± 20.000 orang yang menjadi korban keganasan Jepang
tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dari
lari ke Pulau Jawa.
Akhirnya tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah pada Sekutu.